Jumat, 19 Juli 2019

Koran sebagai Media Pembelajaran Berbicara


Kompetensi pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA/MA mencakup empat keterampilan, meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut harus dapat dicapai siswa secara berimbang, walaupun pada kenyataannya, sulit bagi siswa untuk mencapai keempat keterampilan tersebut secara bersamaan. Salah satu kesulitan yang dialami siswa adalah pada pembelajaran keterampilan berbicara. Sebagian siswa merasa kesulitan menyampaikan ide/gagasan secara lisan. Beberapa kasus sering terjadi pada siswa ketika siswa diminta menyampaikan presentasi di depan kelas atau berbicara di muka umum. Hal itu disebabkan karena banyak faktor yang melingkupinya, meliputi teknik, metode, strategi pembelajaran yang tidak tepat.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, teknik penyajian yang digunakan pengajar untuk menyampaikan informasi akan berbeda dengan teknik penyajian yang digunakan untuk mengajarkan keterampilan dan sikap. Roestiyah (200: 13) dalam Srategi Pengajaran Bahasa Indonesia  berbicata: perlu dipahami bahwa setiap jenis teknik penyajian hanya sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu pula. Jadi untuk tujuan yang berbeda pengajar harus menggunakan teknik penyajian yang berbeda pula. Setiap teknik mempunyai keunggulan dan kelemahan. Tugas pengajar untuk mengkaji dan memilih teknik yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Ada tiga syarat utama dalam memilih metode, teknik, dan struktur pembelajaran, yaitu 1)pemahaman praktis dan konseptual atas setiap prosedur yang merinci pelaksanaan metode dan teknik tersebut, 2)sifat materi/unit pembelajaran yang sesuai dengan metode dan teknik yang dipilih, dan 3)karakteristik dan kemampuan siswa yang hendak ditugaskan untuk belajar  dengan metode dan teknik tersebut.
Salah satu perubahan yang dimaksud berkaitan dengan teknik pembelajaran, yaitu pembelajaran kooperatif (kerja sama) dengan teknik bercerita berpasangan (Paired Story Telling). Teknik ini dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, guru, dan materi pembelajaran. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah agar siswa dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dengan lebih memaksimalkan kemampuan belajar diri siswa dengan siswa yang lain. Dengan teknik bercerita berpasangan, siswa menjadi lebih leluasa mengkomunikasikan ide-idenya dibanding dengan teknik bercerita sendiri. Teknik ini akan lebih meningkatkan kompetensi berbicara siswa, khususnya untuk pembelajaran bahasa Indonesia yang secara kompetensi siswa harus memiliki empat keterampilan berbahasa secara seimbang antara keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajaran  kooperatif, teknik   bercerita     berpasangan (Paired Story Telling) dapat diterapkan untuk mencapai keterampilan berbicara dan menulis sekaligus dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan berbagai keunggulan dan kelemahannya, teknik tersebut merupakan salah satu alternatif dari berbagai teknik yang telah ada. Dengan teknik ini diharapkan guru dapat menerapkan dalam proses pembelajaran karena  melibatkan siswa  secara aktif  dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pembelajaran berbicara dianggap pembelajaran yang sulit bagi siswa. Hal itu disebabkan karena siswa kesulitan menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk lisan. Rendahnya kemampuan berbicara siswa dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain karena teknik yang diberikan oleh guru masih konvensional, sehingga kemampuan menuangkan ide dan gagasan siswa terbatas.
Kesulitan mengungkapkan ide atau gagasan siswa dapat dibantu dengan penggunaan teknik bercerita berpasangan (Paired Story Tellling) melalui media iklan surat kabar. Media surat kabar merupakan media yang dekat dengan siswa, walaupun tidak semua siswa bisa mendapatkan media surat kabar dengan mudah karena status sosial ekonomi dan kondisi geografis yang jauh dari perkotaan, tetapi tidak menyurutkan motivasi siswa untuk mencari dan membaca surat kabar, sekalipun melalui perpustakaan sekolah. Dengan teknik tersebut, siswa diharapkan lebih mudah dan lebih percaya diri menuangkan ide melalui tahap bercerita berpasangan antarteman.

Tidak ada komentar: