Rabu, 04 September 2019



Manfaatkan Google Form untuk Ujian Online


Foto: Ilustrasi ujian online berbasis google form

Salah satu tugas guru sebagai tenaga profesional adalah mengevaluasi peserta didik.
Dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ini yang dimaksud dengan; “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam hal evaluasi guru dapat mengembangkan ujian berbasis online. Dengan  memanfaatkan teknologi guru dapat melakukan ujian atau ulangan  dengan praktis dan efektif. Guru tidak perlu repot, menggandakan soal, mengoreksi jawaban siswa, menganalisis hasil ujian. Ujian secara online guru cukup menyiapkan soal yang tidak perlu digandakan lagi. Dengan memanfaat teknologi Informasi (TI) hasil ujian dan   analisispun langsung bisa diketahui.

Heinich dalam Bambang Warsita (2008:137-144),TI merupakan segala bentuk penggunaan atau pemanfaatan komputer dan internet untuk pembelajaran. Bentuk penggunaan/pemanfaatan teknologi informasi yakni :1) Tutorial, merupakan progam yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, yakni suatu konsep yang disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik; 2) Praktik dan dan latihan (drill and practice), yaitu untuk melatih peserta didik sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaa suatu konsep. Progam ini biasanya menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan.”

Selain itu, Badan Standar Nasional Pendidikan (2010: 46-47) dalam rumusannya bahwa pendidikan di Abad-21 harus memperhatikan hal-hal berikut: (1) Pemanfaatan Teknologi Pendidikan, (2) Peran Strategis Guru/Dosen dan Peserta Didik, (3) Metode Belajar Mengajar Kreatif, (4) Materi Ajar yang Kontekstual, dan(5) Struktur Kurikulum Mandiri berbasis Individu.

Guru perlu membuat evaluasi belajar siswa yang mudah, praktis dan efektif.  Guru dapat memanfaatkan google form untuk ulangan atau ujian. Google Drive adalah adanya fitur pembuatan kuis yang bisa di setting pada penggunaan google formulir. Dengan adanya fitur ini tentunya akan sangat membantu Guru-Guru di dalam melakukan evaluasi materi-materi yang telah disampaikan ke peserta didik.

Dengan Google Forms, guru dapat membuat dan menganalisis ujian dengan mudah di peramban seluler atau web. Guru tidak diperlukan perangkat lunak khusus. Guru dapat mendapatkan hasil instan saat mereka masuk. Dan dapat meringkas hasil  ujian sekilas dengan diagram dan grafik.

Menggunakan google form tentunya memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan evaluasi. Aplikasi ini lebih praktis dan efektif untuk digunakan guru. Selain  bisa menghemat, kertas, guru tidak perlu lagi koreksi lembar jawaban siswa satu per satu. Ulangan lebih praktis, bahkan siswa bisa mengikuti ujian kapan saja dan dimana saja. Siswa juga  lebih senang dan bersemangat karena setelah selesai ujian langsung bisa mengetahui perolehan nilai.

Keuntungan lainnya aplikasi ini cara membuatnya mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Adapun cara untuk membuat Google Forms: yang pertama guru cukup membuat akun google, selanjutnya buka.google.com, arahkan pada pilihan  drive, pilih drive saya, pilih lainnya, pilih Google formulir, beri nama formulir ujian, mulailah membuat soal di kolom pertanyaan dan membuat jawabannya di opsi yang sudah disediakan sekaligus membuat kunci jawaban, selanjutnya sesuiakan bentuk soal dan membuat soal sesuai jumlah yang diinginkan maka soal sudah siap unutk diujikan.
Setelah semua soal selesai disiapkan selanjutnya guru tinggal membagikan alamat yang bisa diakses oleh peserta didik untuk mengerjakan soal. Klik pada ‘kirim’, pilihlah tanda rantai. Nah kita ambil alamatnya untuk dibagikan kepada peserta ujian. Mudah bukan? Marilah para guru untuk belajat IT agar tidak gaptek.

Jumat, 19 Juli 2019

Koran sebagai Media Pembelajaran Berbicara


Kompetensi pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA/MA mencakup empat keterampilan, meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut harus dapat dicapai siswa secara berimbang, walaupun pada kenyataannya, sulit bagi siswa untuk mencapai keempat keterampilan tersebut secara bersamaan. Salah satu kesulitan yang dialami siswa adalah pada pembelajaran keterampilan berbicara. Sebagian siswa merasa kesulitan menyampaikan ide/gagasan secara lisan. Beberapa kasus sering terjadi pada siswa ketika siswa diminta menyampaikan presentasi di depan kelas atau berbicara di muka umum. Hal itu disebabkan karena banyak faktor yang melingkupinya, meliputi teknik, metode, strategi pembelajaran yang tidak tepat.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, teknik penyajian yang digunakan pengajar untuk menyampaikan informasi akan berbeda dengan teknik penyajian yang digunakan untuk mengajarkan keterampilan dan sikap. Roestiyah (200: 13) dalam Srategi Pengajaran Bahasa Indonesia  berbicata: perlu dipahami bahwa setiap jenis teknik penyajian hanya sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu pula. Jadi untuk tujuan yang berbeda pengajar harus menggunakan teknik penyajian yang berbeda pula. Setiap teknik mempunyai keunggulan dan kelemahan. Tugas pengajar untuk mengkaji dan memilih teknik yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Ada tiga syarat utama dalam memilih metode, teknik, dan struktur pembelajaran, yaitu 1)pemahaman praktis dan konseptual atas setiap prosedur yang merinci pelaksanaan metode dan teknik tersebut, 2)sifat materi/unit pembelajaran yang sesuai dengan metode dan teknik yang dipilih, dan 3)karakteristik dan kemampuan siswa yang hendak ditugaskan untuk belajar  dengan metode dan teknik tersebut.
Salah satu perubahan yang dimaksud berkaitan dengan teknik pembelajaran, yaitu pembelajaran kooperatif (kerja sama) dengan teknik bercerita berpasangan (Paired Story Telling). Teknik ini dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, guru, dan materi pembelajaran. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah agar siswa dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dengan lebih memaksimalkan kemampuan belajar diri siswa dengan siswa yang lain. Dengan teknik bercerita berpasangan, siswa menjadi lebih leluasa mengkomunikasikan ide-idenya dibanding dengan teknik bercerita sendiri. Teknik ini akan lebih meningkatkan kompetensi berbicara siswa, khususnya untuk pembelajaran bahasa Indonesia yang secara kompetensi siswa harus memiliki empat keterampilan berbahasa secara seimbang antara keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pembelajaran  kooperatif, teknik   bercerita     berpasangan (Paired Story Telling) dapat diterapkan untuk mencapai keterampilan berbicara dan menulis sekaligus dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan berbagai keunggulan dan kelemahannya, teknik tersebut merupakan salah satu alternatif dari berbagai teknik yang telah ada. Dengan teknik ini diharapkan guru dapat menerapkan dalam proses pembelajaran karena  melibatkan siswa  secara aktif  dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pembelajaran berbicara dianggap pembelajaran yang sulit bagi siswa. Hal itu disebabkan karena siswa kesulitan menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk lisan. Rendahnya kemampuan berbicara siswa dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain karena teknik yang diberikan oleh guru masih konvensional, sehingga kemampuan menuangkan ide dan gagasan siswa terbatas.
Kesulitan mengungkapkan ide atau gagasan siswa dapat dibantu dengan penggunaan teknik bercerita berpasangan (Paired Story Tellling) melalui media iklan surat kabar. Media surat kabar merupakan media yang dekat dengan siswa, walaupun tidak semua siswa bisa mendapatkan media surat kabar dengan mudah karena status sosial ekonomi dan kondisi geografis yang jauh dari perkotaan, tetapi tidak menyurutkan motivasi siswa untuk mencari dan membaca surat kabar, sekalipun melalui perpustakaan sekolah. Dengan teknik tersebut, siswa diharapkan lebih mudah dan lebih percaya diri menuangkan ide melalui tahap bercerita berpasangan antarteman.

Sabtu, 26 November 2016

Media Pembelajaran yang Menyenangkan



Teka Teki Silang (TTS),Alternative Media Pembelajaran yang Menyenangkan

Guru memegang peran penting dalam keberhasilan proses pembelajaran . Semua  kegiatan yang berlansung  di dalam kelas sepenuhnya tanggung jawab guru sehingga keberhasilan atau kegagalan kelas tersebut ditentukan oleh guru . Tetapi karena Keterbatasan guru dalam memilih media untuk menyampaikan materi pelajaran sering menjadi salah satu kendala terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. 


Pada umumnya guru  mengajar selalu menggunakan metode ceramah, padahal tidak semua materi bahan ajar cocok disampaikan dengan menggunakan metode ceramah saja. Pernggunaan metode ceramah yang terus menerus menyebabkan kejenuhan pada siswa.Siswa merasa tidak tertarik dan tertantang mengikuti pelajaran .Hal itu dapat menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai . Maka guru sebaiknya selalu mencari alternative media untuk menciptakan berbagai variasi proses pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat menarik dan menantang kreatifitas sekaligus menyenangkan bagi siswa adalah  menggunakan  Teka Teki Silang (TTS) sebagai media dalam pembelajaran. 
Teka teki silang merupakan sebuah permainan.Cara bermainnya tidak sulit yaitu dengan mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petujuk . Selain itu mengisi teka-teki silang atau biasa disebut dengan TTS memang sungguh sangat mengasikan. Permainan ini sangat bermanfaat ,selain dapat menambah pengetahuan siswa, TTS berguna untuk meningkatkan kemampuan penguasaan kosa kata bagi siswa.  
TTS juga berguna untuk menambah pengetahuan kita yang bersifat umum dengan cara santai. Melihat karakteristik TTS yang santai dan lebih mengedepankan persamaan dan perbedaan kata , maka sangat cocok dipergunakan sebagai sarana  latihan mengerjakan soal-soal  materi pelajaran. TTS juga dapat dimanfaatkan untuk memancing daya pikir siswa untuk menemukan kosa kata baru .Dengan demikian pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat bervariasi dan tidak monoton  berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja.
Teka-Teki Silang bukan hal yang baru karena sudah dikenal oleh hamper semua generasi. Oleh karena itu TTS dapat digunakan di semua jenjang mulai dari SD sampai SLTA bahkan di Perguruan tinggi. Cara pembuatan media inipun tergolong tidak sulit dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya karena Bapak /Ibu sudah mempunyai laptop.
Sebelum mulai membuat teka teki ini Bp/Ibu harus mendownload softwer Eclipse Crossword. Selanjutnya instal di komputer Bapak / Ibu guru dengan melakukan double klik (di klik dua kali). Dalam waktu beberapa detik, program EclipseCrossword telah terinstal di komputer/laptop Bapak/Ibu dan sofwer eclipse crossword siap digunakan. Namun sebelum memulai membuat TTS sebaiknya Bapak/Ibu menyiapkan soal dan jawan terlebih dahulu.
Berikut langkah-langkah membuat TTS :
1.      Buka aplikasi pada menu Start --> All Programs --> EclipseCrossword di pojok kiri bawah layar windows .  
2.      Setelah terbuka program EclipseCrossword Pilih I would like to start a new crossword. Lalu klik tombol Next di bagian bawah sebelah kanan.
3.      pada halaman berikutnya. Silakan pilih Let me create a word list from scratch now, lalu klik tombol Next
4.      Ketik jawaban yang anda inginkan -->  ketik soal/petunjuk/clue--> klik tombol Add word to list untuk menambahkan jawaban dan soa berikutnya. Ulangi proses ini sampai anda mempunyai semua kata yang anda inginkan masuk di dalam teka-teki silang Anda
Tips: Masukkan kata-kata dengan jumlah huruf bervariasi. Gunakan istilah-istilah khusus dalam mata pelajaran yang Bapak/Ibu ajarkan.
5.      Tidak ada batasan jumlah kata, tetapi sebaiknya cukup banyak kata untuk membuat TTS terlihat bagus dan rapat (kata-kata saling bersilang)
6.      Setelah anda mengklik tombol Next, maka Anda akan dibawa pada jendela Pop Up Save Word List. --> Beri nama file daftar kata anda (dalam ekstensi file  .ewl) --> klik Save.
7.      Setelah anda menyimpan file berekstensi .ewl tersebut maka akan muncul kembali halaman program Eclipse Crossword yang meminta Anda member nama atau memberi judul Teka-Teka Silang (TTS) Anda --> tulis judul/nama TTS   --> klik tombol Next. 
8.      Setelah itu akan muncul halaman untuk menentukan ukuran TTS (teka teki silang). Secara default ukurannya adalah tinggi 25 huruf dan lebar 25 huruf. Tetapi kuran dapat disesuaikan berdasarkan selera Anda.  Misalnya mengetik 20 x 20. Lalu klik tombol Next
9.      Bila diperlukan, Anda dapat melakukan pengaturan tambahan melalui menu Option di bawah layar. Lalu klik tombol Next.
10.  Untuk memudahkan pencetakan (print), disarankan memilih menu Save  crossword, Berilah nama file TTS Bapak/Ibu kemudian klik save. Dan file TTS Bapak/ibu sudah tersimpan di komputer .Terakhir bukalah filenya untuk dicetak/diprint.

Selamat mencoba,semoga bermanfaat.                                        

Minggu, 20 November 2016

Cara mengurus balik nama kendaraan bermotor



Cara mengurus balik nama kendaraan bermotor

Bagi Bapak / ibu/saudara yang ingin mengurus balik nama kendaraan bermotor,berikut ini sekedar berbagi pengalaman saat balik nama kendaraan .
Sebaiknya Bp/Ibu/Sdr melakukan mutasi paling lambat 2 bulan sebelum jatuh tempo pembayara pajak,agar tidak kena pajak dobel dan denda karena terlambat,seperti saya.
Pertama Bp/Ibu/Sdr,agar menyiapkan surat kelengkapan administrasinya yaitu BPKB,STNK, ,kuitansi jual beli bermeterai, KTP Bp/Ibu/Sdr asli dan difotokopi rangkap 2 lembar.
Kedua Bapak /Ibu/Sdr datang ke samasat asal kendaraan (kendaraan dibawa) langsung menuju loket Layanan Cek fisik membayar .Setelah proses cek fisik selesai ,menuju Loket bagian mutasi untuk mengambil berkas-berkas kendaraan. Berkas dibawa ke bagian mutasi lagi akan dilakukan penghitungan pajak termasuk denda (saat itu saya dah terlambat 2 hari dari jatuh tempo).
Bapak /Ibu/Sdr membayar pajak dan denda di Bank saat itu BRI (ada di satu ruangan).Kemudian kembali ke bagian mutasi lagi untuk menyerahkan bukti pelunasan, Bapak /Ibu/Sdr akan diberi bukti serah terima dan surat jalan. Sampai  di sini Bapak /Ibu/Sdr diminta menunggu paling lama satu bulan untuk mengambil berkas kendaraan tersebut.
Setelah mengambil berkas tersebut Bapak /Ibu/Sdr segera menuju samsat yang dituju.Langsung ke loket layanan cek fisik,akan diproses cek fisik lagi maka kendaraan harus dibawa.Nah,selesai maka segera menuju loket layanan BPKB. Di sini berkas tadi diserahkan selanjutnya diminta menunggu tiga hari untuk dilakukan kroscek.
Tiga hari berlalu segera antre mengambil berkas, Bapak /Ibu/Sdr akan diminta untuk memfotokopi berkas hasil kroscek tadi rangkap 2, selanjutnta Bapak /Ibu/Sdr diberi berkas lengkap hasil kroscek dan surat resi pengambilan BPKB (resi pengambilan jangan dicampur berkas,simpan di dompet untuk mengambil BPKB asli setelah menunggu 15 hari)
Tahap berikutnya Bapak /Ibu/Sdr kembali ke samsat bagian cek fisik dengan membawa berkas dan hasil kroscek tersebut akan diberi formulir.Setelah mengisi formulir segera menuju loket layanan perpanjangan STNK untuk menyerahkan semua berkas tadi.
Bapak /Ibu/Sdr tinggal menunggu panggilan untuk membayar biaya BBN KB,PKB,SW JASARAHARJA,biaya administrasi STNK,dan administrasi TNKB.
Yang terakhir Bp/Ibu/sdr tinggal menunggu panggilan untuk menerima STNK.Selesai kendaraan sudah atas nama Bp/Ibu/Sdr.Jangan lupa Bapak Ibu/Saudara masih harus mengambil BPKB asli.
Demikian semoga bermanfaat.

Sabtu, 05 November 2016

Antologi sebagai Media Pengembangan Baca Tulis



Antologi sebagai Media Pengembangan Baca Tulis bagi Siswa

Antologi dapat dijadikan sebagai media pengembangan baca tulis bagi siswa. Antologi, secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti "karangan bunga" atau "kumpulan bunga", adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.
Menulis tentu membutuhkan ketekunan . Seorang siswa yang semakin tekun menulis, akan semakin baik tulisannya. Semua penulis profesional sepakat bahwa menulis adalah keterampilan (skill). bukan bakat. Semakin tekun menulis seseorang siswa akan semakin terampil sebagai penulis.
Bagi siswa tentu belum terbiasa menulis .Sebagai pemula, siswa wajar jika masih banyak hambatan dalam menulis .Hambatan dalam menulis bisa apa saja; gagasan yang buntu, tidak percaya diri, tidak punya ide,kurangnya kosa kata,tidak ada waktu dan lain sebagainya.Hambatan-hambatan ini tentu  hanya  dapat diatasi dengan membiasakan diri untuk membaca. Karena dengan membaca dapat menambah kosa kata dan dapat menemukan  ide-ide baru.
Banyak Manfaat yang diperoleh dari menulis,antara lain menulis dapat dijadikan sebagai Instrumen untuk mengembangkan ilmu, menuangkan opini/pendapat,memberikan pemikiran/solusi/saran tentang suatu masalah, dan yang penting untuk menyebarkannya ide-ide kita secara lebih luas.   
Nah bagi guru dan siswa dapat memanfaatkan Antologi sebagai Media Pengembangan Baca tulis.sebagai pemula tentu,belum banyak menghasilkan tulisan,bahkan tulisan yang baik.Namun demikian tidak perlu berkecil hati,siswa dapat bergotong royong membuat tulisan.
Jadi, jika ada beberapa orang siswa yang masing-masing baru memiliki satu atau dua tulisan,misalnya naskah cerpen, puisi, atau artikel bisa diterbitkan menjadi sebuah buku. Bagi pemula, turut serta untuk menulis buku antologi memiliki banyak manfaat, diantaranya: dapat memberikan motivasi untuk membaca dan menulis lebih banyak.Dengan demikian dapat mewujudkan hasil tulisannya dalam bentuk buku dengan nama sendiri. Dan dapat dijadikan sarana belajar antarpenulis antologi. Selain itu tentunya akan merasa ada kepusan tersendiri karena hasil tulisannya dapat diterbitkan menjadi sebuah buku yang bisa dibaca dan dinikmati orang lain.

Kamis, 03 November 2016

Koran sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA/MA

Koran sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA/MA



Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup 4 aspek yaitu: Menulis, Membaca, Mendengarkan, Berbicara. Dari keempat aspek tersebut aspek membaca dan menulis sangat berkaitan dengan koran. Koran merupakan media cetak yang biasanya terbit harian, didalamnya berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Maka koran dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang sangat murah , terjangkau semua lapisan,mudah didapat dan tidak mengurangi kualitas pembelajaran.
Koran merupakan wujud tindak berbahasa yang berkembang di masyarakat. Koran dengan berbagai lingkup penerbitan lokal, nasional, internasional) dapat dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran bahasa indonesia khusunya di tingkat SMA/MA karena koran memiliki berbagai keunggulan, diantaranya menarik, menyenangkan, aktif, kreatif, analitis dan populer.
Walaupun sekarang di beberapa sekolah telah melaksanakan kurikulum 2013,namun bagi siswa kelas XII dan sebagian sekolah yang belum siap melaksanakan kurikulum tersebut,maka masih diperbolehkan menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran mata pelajaran bahasa indonesia dengan KTSP sangat erat kaitannya dengan koran, baik secara lisan maupun secara tertulis. Keterkaitan isi koran dengan materi pembelajaran bahasa indonesia SMA/MA dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
 Standar Kompetensi (SK) Kurikulum  KTSP mnyeebutkan bahwa Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Sesuai Standar Kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut, tercantum bahwa kelsa X semester 1 dan 2 mempunyai 16 SK 36 KD kelas XI semester 1 dan 2.mempunyai 16 SK 34 KD dan kelas XII semester 1 dan 2 memiliki16 SK 32 KD. Dari rincian SK dan KD tersebut minimal ada 6 KD kelas X,5 KD kelas XI dan 5 KD kelas XII yang dapat memanfaatkan koran sebagai media pembelajaran.
Selain uraian materi mata pelajaran bahasa indonesia kelas X,XI,XII tersebut, isi koran juga berkaitan dengan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) nomor  0027/P/BSNP/IX/2014 tentang  Kisi-Kisi Ujian Nasional untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah tahun pelajaran 2014/2015. Peraturan tersebut memuat Standar Kompetensi dan Indikator yang harus dipelajari dan dikuasai peserta didik untuk lulus Ujian Nasional 2014/2015 untuk tingkat SMP/MTs sederajad dan tingkat SMA/MA.Guru  juga dapat memanfaatkan Koran sebagai media pembelajaran .
Uraian isi koran yang berkaitan  dengan kisi-kisi ujian nasional bahasa indonesia dalam Ujian Nasional 2014/2015 tingkat SMA/MA diantaranya aspek Membaca meliputi Memahami isi dan bagian-bagian paragraf, tajuk rencana, laporan, biografi tokoh, serta berbagai bentuk dan jenis paragraf  ; memahami teks sastra berbentuk, puisi baru,  cerpen, novel, dan drama. Menentukan unsur-unsur paragraf, ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas. Menentukan isi paragraf: fakta, opini, pernyataan/jawaban pertanyaan sesuai isi, tujuan penulis, arti kata/istilah. Menentukan opini penulis dan pihak yang dituju dalam tajuk rencana/editorial. Menentukan isi dan simpulan grafik, diagram atau tabel. enentukan unsur-unsur intrinsik/ekstrinsik novel/cerpen/drama. Menentukan unsur-unsur intrinsik puisi.  
Sedangkan aspek Menulis meliputi mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, perasaan, dan informasi dalam berbagai jenis dan bentuk paragraf, kepadanan, kepaduan, ketepatan kalimat, penggunaan bahasa, diksi, struktur kalimat, dan ejaan; mengungkapkan pikiran dan gagasan dalam bentuk puisi, cerpen, novel ,kritik, esai, dan resensi Menentukan kalimat esai.Menulis paragraf padu. Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu. Melengkapi paragraf dengan kata baku, kata serapan, kata berimbuhan, kata ulang, ungkapan, peribahasa. Menyunting penggunaan kalimat/frasa/ kata penghubung/istilah dalam paragraf. Menulis judul sesuai EYD. Melengkapi larik puisi lama/baru (dengan kata kias/berlambang/berima/bermajas). Menentukan kalimat resensi. Menentukan kalimat kritik.
Selain hal – hal yang berkaitan dengan materi pembelajara yang tercantum dalam SK & KD dan materi Ujian Nasional tersebut, memanfaatkan koran sebagai media pembelajaran adalah dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan ketertarikan/minat siswa karena koran lebih bersifat masa kini, faktual.Bahkan, isi koran merupakan cerminan budaya yang sedang berkembang di masyarakat sangat relevan dengan fungsi Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan dasar bagi peserta didik, yaitu untuk memahami, merespon,mendiskusikan dan menanggapi kondisi masyarakat dalam tataran lokal, regional, rasional, dan global. Dengan demikian, jelaslah bahwa koran dapat menjadi media pembelajaran Bahasa Indonesia yang efektif, murah, menarik, kreatif dan menyenangkan bagi siawa SMA/MA.