Rabu, 02 November 2016

Hindari Kebiasaan Guru dalam Mengajar

Hindari Kebiasaan Guru dalam Mengajar


Dalam proses belajar mengajar,guru sering menemui siswa yang kurang berkenan. Guru merasa sudah menjelaskan tetapi siswa tidakpaham,disuruh bertanya tidak bertanya,baru saja selesai dijelaskan tetapi tidak dapat menjawab soal .Semua materi sudah disampaikan tetapi mengapa tetap tidak dapat mengerjakan soal dengan benar. Bahkan setiap ada ulangan atau ujian nilai selalu di bawah standar ketuntasan yang telah ditetapkan .Akhirnya guru menjadi emosional dan sensitif .,bahkan sampai mengeluarkan kata-kata kasar.”Dasar memang anak bodoh, mau diajar dengan cara apapun juga tetap tidak bisa menjawab soal dengan benar’.Mungkin kalimat-kalimat ini yang sering terucap guru untuk menanggapi keadaan siswa seperti di atas.
Seorang guru(yang idak mau disebut namanya) menceritakan kepada penulis,bahwa sulitnya mengajari siswa menjadi paham materi yang diajarkan.padahal guru tersebut tidak tergolong guru yang bodoh,ia juga pernah di terima Program beasiswa S2.”Dasar memang anak
Tulisan ini merupakan rangkuman dari beberapa pendapat dan beberapa pengalaman, dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca dalam rangka upaya meningkatkan proses belajar mengajar para guru.
Diakui atau tidak ucapan guru seperti di atas akan mempengaruhi siswa.Alangkah baiknya kita sebagai guru merenung dan berusaha interospeksi diri,mengapa kadang – kadang kita masih menyalahkan siswa dalam ketidaktahuan kita.Sebagai tenaga guru yang diharapkan professional dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran,guru hendaknya selalu berupaya untuk meningkatkan profesionalitasnya agar dapat mengantarkan siswa dalam belajarnya.
Berikut ini beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh guru dalam mengajar,antara lain:
1.Guru kurang menguasi materi pelajaran.
Guru yang kurang menguasai materi pelajaran dapat menyebabkan penyampaian materi pelajaran kepada anak, kalimatnya sering/menjadi terputus-putus ataupun berbelit-belit yang sehingga anak menjadi bingung dan sukar mencerna apa yang disampaikan oleh guru tersebut.maka wajar saja jika diakhir pelajaran mareka/siswa kewalahan/kesulitan dalam menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diberikan guru. Tentu saja akhirnya nilai yang diperoleh jauh dari apa yang diharapkan.( di bawah nilai standar ketuntasan yang ditentukan )

2. Guru kurang menguasai kelas,
Kondisi dan suasana kelas saat berlangsungnya proses pembelajaran,sangat menentukan keberhasilan proses belajar siswa. Guru yang kurang mampu menguasai kelas,akan mendapat hambatan dalam menyampaikan materi pelajaran, hal ini dapat disebabkan suasana kelas yang tidak menunjang,sehingga membuat anak yang betul-betul ingin belajar menjadi terganggu.dan sebaliknya anak- anak kurang berminat belajarnya semakin senang membuat kegaduhan di kelas.

3. Guru enggan mempergunakan alat peraga dalam mengajar.
Alat peraga sering kurang mendapat perhatian kita,padahal alat tersebut selain dapat membantu menarik minat belajar siswa juga dapat memudahkan siswa dalam belajar.Kebiasaan guru yang tidak mempergunakan alat peraga memaksa anak untuk berpikir verbal sehingga membuat anak sulit dalam memahami pelajaran dan otomatis dalam evaluasi di akhir pelajaran nilai anak menjadi jatuh.

4. Guru kurang mampu memotivasi siswa
Motivasi mutlak diperlukan agar siswa dapat tumbuh minat belajarnya.berangkat dari berbagai latar belakang siswa yang berbeda-beda,bahkan kadang-kadang berangkat dari rumah ke sekolah kemungkinan siswa sudah membawa berbagai masalah dari rumah. Siswa yang demikian sangat memerlukan motivasi untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Guru yang kurang mampu memotivasi siswa dalam belajar, dapat mengakibatka anak kurang menaruh perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga ilmu yang terkandung di dalam materi yang disampaikan itu berlalu begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari anak didik.

5. Guru kurang menghargai perbedaan
Disadari atau tidak, kadang-kadang kita lupa bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan belajar yang berbeda dan memerlukan perhatian yang berbeda-beda. Guru sering menyamaratakan kemampuan anak di dalam menyerap pelajaran.
Padahal setiap anak didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menyerap materi pelajaran.Guru sebaiknya menyadari bahwa siswa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.Guru sebaiknya tanggap   bahwa ada anak didiknya yang daya serapnya di bawah rata-rata,da biasanya akan mengalami kesulitan dalam belajar.

6. Guru kurang disiplin dalam mengatur waktu.
Sering terjadi waktu yang tertulis dalam jadwal pelajaran, tidak sesuai dengan waktu yang digunakan untuk praktik pelaksanaannya di kelas.Biasanya waktu untuk memulai pelajaran selalu terlambat, tetapi sebaliknya waktu istirahat dan jam pulang selalu tepat atau tidak pernah terlambat.

7. Guru enggan membuat persiapan mengajar
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan bagian dari tugas guru. RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dengan RPP  guru menjadi lebih terarah,terprogram dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Namun, selama ini barangkali masih ada guru  yang menganggap bahwa RPP hanya sebatas sebagai pelengkap administrasi saja, bukan dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran

8. Guru kurang berminat untuk nemambah atau menimba ilmu
Masih jarang dilakukan oleh guru untuk membaca buku atau bertukar pikiran dengan rekan guru yang lebih senior dan profesional guna menambah wawasan khususnya dalam bidang belajar mengajar.

9. Dalam tes lisan di akhir pelajaran, guru kurang terampil mengajukan pertanyaan kepada murid, sehingga murid kurang memahami tentang apa yang dimaksud oleh guru.
10. Guru selalu mengutamakan pencapaian target kurikulum.
Dengan berbagai alasan,guru kemudian mengambil jalan pintas agar target kutikulum dapat diselesaikan sehingga materi dapat disampaikan semua sebelum waktu ujian tiba.
11. Guru belum sepenuhnya mengajak siswa untuk berpikir.
Dalam proses belajar mengajar guru belum berusaha mengajak berpikir kepada siswa,melainkan guru sekedar menyampaikan informasi kepada siswa.Komunikasi yang  terjadi  baru satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Guru menganggap bahwa bagi siswa menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan dengan mengembangkan kemampuan berpikir
13. Guru tidak berusaha mencari umpan balik
Guru masih jarang mencari tahu, mengapa siswa tidak mau mendengarkan penjelasannya.Sebaliknya guru sering mengkambinghitamkan siswa,ketika siswa tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar karena tidak memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru.
14. Guru merasa paling pandai.
Guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran dibandingkan dengan siswa adalah suatu anggapan yang tidak tepat. Sebaliknya siswa dianggap sebagai " tong kosong " yang harus diisi dengan sesuatu yang dianggapnya sangat penting.
15.Guru masih diskriminasi terhadap siswa
Guru memili-milih,siswa yang pandai selalu mendapat perhatian,sering ditanya,sering disapa sedangkan siswa yang kurang pandai sedikit diperhatikan,sedikit ditanya  bahkan diabaikan.
16.Guru tidak pernah melaksanakan evaluasi
Evaluasi sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam belajar,Namun demikian guru kadang merasa enggan/tidak melaksanakan evaluasi.Maka wajar jika siswa tidak mampu mengerjakan soal-soal pada saat ujian akhir.
 Apabila  kelemahan kita  ini dapat dihindari dan berusaha diperbaiki, maka peoses pembelajaran diharapkan  akan menjadi lebih bermutu dan muaranya nanti pada hasil belajar siswa  diharapkan dapat  lebih baik. Semoga !!


Tidak ada komentar: